Tuesday, September 26, 2017

ESMB-COMP

BAGAIMANA MEYAKINKAN CALON PEMBELI DENGAN KATA-KATA


BAGAIMANA MEYAKINKAN CALON PEMBELI DENGAN KATA-KATA

Tahukah Anda, bahwa penulis buku Cara Jitu Meyakinkan Calon Pembeli memiliki sebuah rahasia yang selama ini disimpan untuk dirinya sendiri? Rahasia ini telah disimpan bertahun-tahun lamanya, dan sekarang dibagikan gratis untuk Anda para pembaca.

Fakta, bahwa di dunia ini ada orang yang jago sekali dalam hal penjualan, banyak menghasilkan calon prospek, dan akhirnya closing bertubi-tubi. Tahukah Anda siapa mereka? Mereka adalah orang yang memiliki kemampuan di bidang tulisan dan design.

Coba renungkan dan resapi, sekarang lihat sekeliling Anda. Jika Anda sedang membuka media sosial, siapakah yang banyak penjualannya di Instagram? Orang-orang dengan desain yang ciamik dan kata-kata yang membius. Benar bukan?

Anda lihat! Para mastah-mbatah yang mampu membuat "copywriting" ratusan bahkan ribuan orang men-share apa yang dia tulis, padahal di dalamnya ada link jualan, berimbas pada penjualan yang makin laris dan makin ciamik.

Mereka jualan hanya modal kata-kata. Mereka banyak closing, banyak penjualan karena kelihaiannya meyakinkan pembeli dengan kata-kata. Benar?

Mari kita contoh dan pelajari saja bagaimana cara merangkai kata-kata. Melalui tulisan ini, Anda dapat melatih diri bagaimana cara meyakinkan calon pembeli dengan kata-kata.

Yuk, kita masuk ke pembahasan pertama.

MEYAKINKAN CALON PEMBELI DENGAN KATA-KATA - ANATOMI DAN HIPNOTIS DENGAN KATA-KATA

PAHAMI ANATOMI KATA-KATA

Untuk menemukan sebuah "Winning Writing" atau tulisan yang paling bagus, Anda perlu mengetahui anatomi kata-kata yang membuat pembeli semakin yakin, semakin yakin, dan semakin yakin ketika calon pembeli terus membaca tulisan Anda.

Nah, untuk membuat tulisan seperti itu, apa yang perlu kita lakukan?

Yang pertama kita harus pahami bahwa yang namanya pembeli sangat menyukai cerita. Oleh karena itu, jangan langsung masuk ke dalam penawaran dan berharap terjadi penjualan. Jangan..!

“Jangan jual produkmu, tetapi ceritakan bisnismu”

Dapat menangkap esensi dari pernyataan di atas? Orang, lebih suka menengar cerita daripada langsung "dijualin" karena pada dasarnya orang tidak suka "dijualin".

Kita bawa calon pembeli untuk mendengarkan cerita bisnis yang sedang kita jalankan. Secara tidak langsung, calon pembeli akan tahu dengan sendirinya bahwa kita sedang berjualan.

Mungkin calon pembeli akan berpikir sedang “dimanfaatkan” untuk membeli sesuatu atau mengeluarkan uang. Namun, persepsinya sudah jauh berbeda.

Jadi mulailah dengan bercerita dan akhirilah dengan kebahagiaan. Bisa jadi tiba-tiba ada orang yang membaca cerita Anda, akan membeli BAHKAN memborong produkmu.

Coba deh, baca ilustrasi di bawah ini.

Cerita 1:

Penjual :
“Silakan, Bu, hijabnya...”
Pembeli :
“Berapaan nih, Mbak?”
Penjual :
“80 ribu untuk satuan. 60 ribu untuk kodian.”
Pembeli :
“Bahannya apa, Mbak?”
Penjual :
“Bahan wolly crep.”
Pembeli :
“Kalau yang itu?”
Penjual :
“Oh, itu bahan toyobo, Ibu.”
Pembeli :
“Kalau yang motif itu?”
Penjual :
“Oh, yang katun jepang itu?”
Pembeli :
“iya, yang itu.”
Penjual :
“Oh, yang katun Jepang 100ribu untuk satuan. 80ribu untuk kodian.”
Pembeli :
“Saya tanya suami dulu, deh!”
Penjual :
#GigitHijab

Cerita 2:

Penjual :
“Lagi sibuk apa sekarang, Bu?”
Pembeli :
“Biasa, Mbak, lagi sibuk ngurusin bisnis hijab aja.”
Penjual :
“Ih…, keren banget. Bisnis hijab emang bisnis yang besar marketnya.”
Pembeli :
“Hehe, tahu saja, Mbak. Makanya saya masuk ke market hiijab.”
Penjual :
“Ibu bisnis hijab apa? Bergo? Pashmina? Paris?”
Pembeli :
“Hampir semua, Mbak. Makanya saya ke sini mau belanja.”
Penjual :
“Wah mantap, Bu. Apa yang Ibu perlu? Biar saya siapkan.”
Pembeli :
“Nih, Mbak. Saya sudah bikin listnya.”
Penjual :
“Baik, Bu. Silakan duduk manis di sini. Ini teh botolnya. Silakan majalahnya. Saya setelkan channel yang Ibu suka. Pesanan sebanyak ini, 15 menit sudah selesai.”
Pembeli :
“Wah asik banget ya, Mbak. Di tempat lain saya nggak dapat pelayanan kayak gini.”
Penjual :
“Sudah standar kami, Bu. Oh iya, di sini banyak juga, lho yang belanja selain hijab, belanja gamis juga. Koko anak dan sarimbit dewasa juga ada. Biasanya pada beli yang motifnya biru dongker sama abu.”
Pembeli :
“Wah, saya mau juga dong, Mbak! Sekalian, ya! Masing-masing satu kodi.”
Penjual :
“Baik, Bu. Saya nggak jualan, ya! Cuma cerita aja kalau produk-produk itu memang best seller.”
Pembeli :
“Hehe, saya juga nggak merasa dipaksa buat beli, kok. Malah senang kalau direkomendasikan produk apa yang lagi laku. Biar saya juga bisa ikutan jualan.”
Penjual :
“Baik, Bu. Sip. Pesanan Ibu semuanya udah diberesin. Kuli panggulnya sudah siap.”
Pembeli :
“Wah, cepat sekali.”
Penjual :
“Kami sangat menghargai waktu konsumen yang begitu berharga.”
Pembeli :
“Ckckck. Puas banget saya. Mbak, ada nomor Whatsapp? Saya mau dong diinfo kalau memang ada barang baru. Tolong saya diinfo, ya kalau ada yang lagi tren.”
Penjual :
“Baik, Bu. Ini nomor saya. 081xxxxxxxxx. Kalau boleh, saya minta nomor Ibu juga ya, biar saya simpan.”
Pembeli :
“Saya telepon, ya.”
Penjual :
“Sudah masuk nomornya, Bu. Saya simpan. Pembelian berikutnya, kami kasih diskon 15%, ya, kalau Ibu belanja minimal 50 juta. Kami bisa berikan juga free ongkir sampai ke lokasi Ibu.”
Pembeli :
“Benar-benar, deh. Menantu idaman. Hehehe….”
Penjual :
“Sayang saya sudah menikah, Bu. Kami tunggu belanjanya kembali, ya. Terima kasih.”
Pembeli :
“Makasih banyak, yaaa....”

Coba lihat perbedaan dari 2 percakapan di atas. Mana yang menurut Anda, dengan kata-kata yang baik dapat meyakinkan calon pembeli sehingga mereka mau membeli, bahkan mau membeli berulang dan bisa jadi membawa leads, prospek, calon pembeli selanjutnya?

Hal seperti itulah yang menjadi alasan mengapa Anda tidak direkomendasikan untuk terus berjualan.

Contoh di atas menggambarkan bagaimana seseorang sebenarnya hanya dengan bercerita sudah cukup untuk membuat yakin calon pembeli. Tidak perlu hardselling, mereka akan mulai memiliki ketertarikkan terhadap produk Anda dan akhirnya terjadi transaksi.

Setidaknya ada 3 ciri calon pembeli mulai yakin dengan Anda dan mengubah keraguannya menjadi orderan:

  1. Antusias (gerakan tubuh mulai mengikuti, pemilihan kata mulai sama (mirroring), tatapan mata fokus dan manggut-manggut tanpa rejection atau penolakan).
  2. Banyak bertanya (terkait dengan produk, seperti stok, warna, jenis, harga, cara pakai, skema pembayaran, pengiriman).
  3. Menegaskan bahwa Anda adalah penjual yang terbaik menurutnya (mulai tertarik dengan obrolan, menghubungi Anda untuk menanyakan stok dan mulai menjadi langganan Anda).

MEYAKINKAN CALON PEMBELI DENGAN KATA-KATA - ANATOMI DAN HIPNOTIS DENGAN KATA-KATA

"HIPNOTIS" PEMBELI dengan KATA-KATA

Kita lanjutkan lagi.

Lalu, adakah cara “menghipnotis” pembeli agar mereka mau membeli hanya dengan kata-kata kita?

Tahukah Anda, bahwa ada cara lain untuk meyakinkan pembeli dengan kata-kata bahkan tanpa kita yang harus berkata-kata. Wuidiihhh..

Yess. Ini jurus pamungkas yang menurut riset membuat 88% calon pembeli akhirnya membeli dari Anda tanpa perlu Anda cuap-cuap hingga berbusa.

Tahukah Anda, bahwa ada ungkapan yang mengatakan bahwa “Keramaian akan memancing keramaian”? Ketika Anda sadar betul bahwa keramaian akan memancing keramaian, produk selalu diingat atau jasa yang pelayanannya baik selalu menjadi kunci utama.

Mengapa akhirnya produk atau jasa mampu menjual dirinya sendiri? Karena di sana ada sesuatu yang dapat mempengaruhi orang lain yang disebut dengan testimoni.

Lalu, bagaimana caranya biar kita bisa mendapatkan testimoni?

Testimoni terbaik adalah testimoni yang hadir tanpa perlu kita minta. Itu paling bagus. Testimoni ini datang dari pembeli yang puas dengan produk kita. Ini paling powerfull, paling bagus.

Tidak sedikit di luar sana membuat testimoni seperti sebuah pesanan. Testimoninya bagus-bagus, "Eh, pas kita yang coba ternyata tidak ada efeknya."

Bagaimana caranya minta testimoni pelanggan?

  1. Mintalah selalu feedback orangyang membeli produk Anda.

    Jadikan hal ini sebagai SOP aftersales atau purna jual Anda. Contoh:

    Penjual :
    "Mbak, apa barang yang kami kirim sudah sampai?"
    Pembeli :
    "Alhamdulillah, sudah sampai. Makasih ya Mbak, responnya cepat sekali."
    Penjual :
    "Iya, Mbak, sama-sama. Apakah ada sesuatu yang mengganggu?"
    Pembeli :
    "Nggak ada, sih. Produknya enak banget dipakainya, kok. Saya senang banget."
  2. Tampilkan testimoni di tempat atau media sosial yang Anda miliki untuk memancing testimoni dari yang lain.

    Ketika Anda mendapatkan testimoni yang baik, update di status media sosial Anda. Bisa jadi, saat di kolom komentar, ada pembeli lain juga yang merasa puas dengan produk Anda tadi sehingga dia akan terpancing untuk memberikan testimoni juga.

  3. Sesekali, Anda boleh meminta testimoni kepada pelanggan, dengan syarat ia akan memberikan dengan sukarela dan tanpa adanya rekayasa.
Sudah punya gambarankan?

BUKU CARA PRAKTIS MEYAKINKAN CALON PEMBELI

Nah, di dalam buku Cara Jitu Meyakinkan Calon Pembeli diulas lengkap bagaimana cara meyakinkan calon pembeli dengan kata-kata.