
6 cara mudah mengelola keuangan bisnis dari rumah. Tahukah Anda bisnis yang baik adalah bisnis dimana keuangannya diatur sedemikian rupa?
Meskipun bisnis Anda dijalankan dari rumah, bukan berarti pengaturan keuangan sesukanya. Tanpa pengaturan dan pencatatan yang benar, jangan harap bisnis dari rumah dapat menghasilkan.
Bukan hal yang aneh kalau banyak pebisnis yang merasa, "..kok tidak pernah ada uang, kok bisnisnya tidak ada hasilnya..", kemungkinan besar bukan karena ada masalah di penjualan, melainkan karena tidak bisa mengatur keuangan dalam bisnis.
Ada beberapa prinsip penting untuk mengatur keuangan bisnis:
- Jangan boros!
- Pencatatan keuangan rapi dan jelas.
- Gaji diri sendiri.
- Pisahkan keuangan pribadi dan bisnis.
- Laporan rugi-laba rugi.
- Miliki tabungan bisnis dan dana darurat.
1. JANGAN BOROS
Perilaku boros sangat berbahaya bagi kelangsungan sebuah bisnis. Ada pebisnis baru 2 bulan buka, namun bulan ke-3 ditutup. Bukan produknya jelek, bukan juga karena tidak laku, tetapi ternyata dari perilaku boros.
Prinsip pertama yang harus Anda pegang saat merintis bisnis adalah LOW EFFECTIVE BUDGET. Belum juga untung besar jangan beli ini, beli itu, sewa ini, sewa itu yang sebenarnya belum mendesak. Konsep ini sederhana, intinya adalah mendorong Anda untuk tetap hemat. Ingat ya, hemat berbeda sama pelit. Hemat itu bijak dalam mengelola pengeluaran yang perlu atau tidak perlu, sehingga tidak boros.
2. PENCATATAN KEUANGAN RAPI dan JELAS
Apapun bisnis Anda, Anda harus mempunyai pencatatan keuangan yang rapi dan jelas. Catatlah segala transaksi keluar masuk dengan jelas. Tidak harus menggunakan software yang canggih-canfgih dulu. Buat alat sederhana, tidak perlu rumit-rumit. Anda bahkan bisa mulai mencatat transaksi hanya bermodal kertas catatan atau menggunakan excel saja. Intinya, Anda harus mencatat semua transaksi dan harust erdokumentasi dengan baik.
Acap kali masalah terbesar pebisnis pemula adalah tidak mempunyai catatan keuangan yang jelas, sehingga ketika ada masalah yang menyangkut keuangan, tidak bisa ditelusuri karena tidak terdokumentasi.
3. GAJI DIRI SENDIRI
“Lho? Maksudnya gimana..?”
Masalah menggaji diri sendiri sering terlupakan. Meskipun bisnis ini milik sendiri. Meskipun kita owner, bukan berarti kita menentukan income seenaknya. Anda harus punya pola pengelolaan yang baik.
Membangun bisnis juga harus punya konsep dari awal bisnis, kita harus menentukan gaji kita sendiri dari bisnis yang dijalankan. Kalau kita sudah menentukan gaji kita berapa, kita akan tahu harus mengejar closing penjualan. Gaji boleh saja tetap, tetapi bonus bulanan bisa terus berubah sesuai kinerja penjualan kita.
Kebayang? Coba kita simulasikan.
- Kasus 1
- Dalam satu bulan, keuntungan bisnis tembus 12,000,000. Misal kita menetapkan gaji 7,000,000 per bulan. Maka Anda dapat mengambil 7.000.000 dari nilai keuntungan. Ada penambahan kas senilai 5 juta.
- Kasus 2
- Bagaimana kalau keuntungan naik diatas 12,000,000. Misalkan menjadi 30,000,000. Gaji Anda tetap 7,000,000 tapi Anda bisa membuat komponen bonus. Misal bonus adalah 10% dari keuntungan. Maka take home income kita menjadi: Rp 7,000,000 + Rp 3,000,000 (10% dari nilai 30 juta) = Rp 10,000,000.
Sudah paham polanya? Pola ini bertujuan mendorong Anda untuk teratur terhadap keuangan bisnis. Pada kasus 1, Anda bisa menggaji diri sendiri senilai 7 juta dan ada kelebihan keuntungan untuk kas bisnis. Sedadangkan kasus 2, Anda bisa menggaji diri sendiri, bahkan mendapatkan bonus. Dan jangan lupa, ada juga selisih untuk menambah kas bisnis.
Mengapa ini penting? Begini, omzet naik atau turun, gaji itu tetap. Nanti yang berubah hanya bonus saja. Ini untuk mengantisipasi jika ada kondisi keuangan sedang tidak stabil, maka tabungan bisnis atau cashflow akan digunakan untuk memback-up gaji Anda.
4. PISAHKAN KEUANGAN PRIBADI dan BISNIS
Prinsip ini sangat penting dan merupakan hal yang paling mendasar yang perlu Anda terapkan. Hanya saja banyak pebisnis pemula belum melakukan hal ini sehingga ujung-ujungnya Anda tidak pernah tahu perkembangan bisnis Anda dari sisi keuangan bisnis, karena umumnya uang bisnis juga digunakan untuk keperluan pribadi dan juga sebaliknya, karena tidak dipisah.
Mengapa keuangan pribadi dan bisnis harus dipisah? Karena berpotensi membuat keuangan bisnis Anda campur-aduk, bahkan amburadul. Ketidakjelasan ini membuat Anda tidak dapat mengatur keuangan dengan baik, cenderung boros karena uang bisnis suka dipakai seenaknya, dan yang pasti Anda tidak dapat melihat seberapa banyak cashflow real bisnis Anda.
Bagaimana caranya agar memiliki rekening terpisah? Ya, Anda harus punya dua rekening. Satu rekening pribadi, satu lagi rekening bisa.
5. LAPORAN RUGI-LABA
Buat laporan rugi-laba rugi bulanan. Ini penting membuat laporan keuangan rugi-laba. Sebentar, jangan terburu pusing dulu bagaimana cara membuatnya. Pokoknya ingat, jangan dibuat ribet, buatlah dengan sederhana saja.
Cara sederhananya Anda perlu membuat daftar pemasukan dan pengeluaran bisnis dalam satu periode (misal satu bulan), setelah itu Anda dapat lihat selisihnya. Dari selisih itu, Anda akan dapat melihat kondisi bisnis Anda, apakah untung atau malah rugi. Kalau pemasukan lebih banyak dibanding pengeluaran, maka Anda untung. Kalau pengeluaran lebih banyak dibanding pemasukan, maka Anda rugi.
Namun bila bisnis Anda sudah mulai besar, Anda perlu akuntan. Khusus pebisnis pemula, jangan dibuat rumit. Mulailah dari pencatatan keuangan yang sederhana saja dulu.
6. MILIKI TABUNGAN BISNIS dan DANA DARURAT
Pengelolaan keuangan bisnis selanjutnya adalah Anda perlu membuat tabungan bisnis dan dana darurat. Tabungan dana darurat ini, usahakan menggunakan rekening terpisah lainnya yang terpisah dari rekening bisnis.
Namanya saja tabungan dana darurat, ya tujuannya untuk digunakan saat-saat darurat. Tabungan dana darurat harus terpisah supaya terhidar dari pemakaian jika kondisi bisnis Anda tidak atau belum sangat membutuhkan tambahan dana.
Bagaimana prosedurnya? Begini, tabungan bisnis itu bisa Anda ambil dari sebagian keuntungan, jumlahnya bisa Anda tentukan sendiri, bisa 20% atau 40% dari keuntungan bisnis. Tujuannya adalah dana ini dapat Anda gunakan untuk melakukan ekspansi bisnis, misalnya untuk membuat produk baru, buka cabang baru, atau membeli alat produksi baru.
Lalu bagaimana dengan dana darurat? Dana darurat biasanya digunakan jika keuangan bisnis sedang tidak dalam kondisi yang baik, bisa karena penjualan sedang lesu atau kondisi ekonomi sedang tidak baik. Anda perlu membuat dan mengumpulkan dana darurat setidaknya sejumlah 3x pengeluaran bisnis Anda.
Misalnya, jika pengeluaran bisnis Anda (gaji team, produksi, listrik dll) sejumlah 15 juta, maka setidaknya Anda perlu mengumpulkan dana darurat sekitar 45 juta.
Bagaimana sudah terbayang? Materi ini diambil dari buku buku Bisnis dari Rumah, lebih detail silakan klik gambar di bawah ini.
Sampai di sini, sekali lagi bahwa sebagai pebisnis pemula dan meski bisnis dari rumah, disarankan untuk mulai mengelola keuangan bisnis dengan baik. Anda harus membiasakan mengelola keuangan bisnis Anda sejak bisnis masih kecil. Jika pengelolaan keuangan belum baik, bagaimana kelak ketika pengelolaan keuangan semakin rumit?
Satu lagi, keuntungan jika Anda mengelola keuangan Anda dengan baik, suatu ketika ada investor ingin berinvestasi di bisnis Anda, Anda dapat menjelaskan kondisi keuangan bisnis Anda dengan baik.
Bayangkan kalau catatan keuangan Anda amburadul, kemungkinan investor tadi tidak akan berinvestasi. Oleh sebab itu, mulailah mengelola keuangan bisnis Anda dengan baik.
Mulai dari yang mudah, mulai dari sekarang. Praktekkan 6 cara mudah mengelola keuangan bisnis dari rumah.